Pada sekitar
tahun 80an ada seorang yang bernama Adis orangnya sedikit nyeleneh dan suka hal
- hal yang berbau mistik.
Adis bersama
teman - temannya suka mencari kayu bakar ke kebun dari ranting atau batang
pohon yang sudah kering, waktu itu ketika ia sendiri sedang mencari kayu bakar Adis
bertemu dengan seseorang yang bernama Ardi yang menceritakan tentang
jelangkung, Adis pun jadi tertarik dan ingin melihatnya langsung.
Setelah bertemu
Ardi, Adis sering main ke rumah Ardi karena penasaran dengan jelangkung. Ardi
dan Adis pun sering memainkan permainan ini, lama - lama Adis bisa memaminkan
jaelangkung sendiri.
Pagi buta Adis
dan teman - temannya berangkat ke sebuah kebun dekat dengan tempat keramat,
kemudian mereka mencari kayu bakar di sekitar tempat keramat tersebut, mereka
tidak menyadari bahwa mereka sudah berada di tempat keramat. Merekapun mengumpulkan
kayu - kayu bakar dari tempat keramat tersebut, "Gak apa - apa ngambil
kayu bakar dari tempat keramat?", tanya salah satu temannya, "sudah
terlanjur, sudah cape - cape kita kumpulin", balas Adis, kemudian mereka
membawa pulang kayu - kayu tersebut.
Sehabis isya
teman - teman Adis datang kerumah nya, meraka pun ngobrol hingga sekitar jam 9
malam. Adis teringat dengan permainan jelangkung, kemudian Adis mengajak teman
temannya untuk bermain jelangkung. Semua temannya setuju untuk bermain jaelangkung.
Adispun membawa
jelangkung dari kamarnya, kemudian mereka berkumpul duduk melingkar sambil
semuanya memegang jelangkung dan di bawahnya tersedia papan tulis, Adis pun
mulai melapalkan mantra - mantra, "jelangkung - jelangkung....",
jelangkung mulai bergerak - gerak, suasana menjadi hening seketika dan raut -
raut wajah tegang dan takut mulai tampak dari teman - teman Adis, "siapa
nama kamu?" Tanya Adis, jelangkung kemudian bergerak - kerak makin keras
kemudian jelangkung mengarah pada papan tulus dan menuliskan sebuah kalimat
"kembalikan barang saya", meraka kaget dengan tulisan tersebut,
"siapa kamu", tanya Adis kembali, tetapi jelangkung makin bergoyang
- goyang makin keras dan terlempar ke dingding, mereka semua kaget dan makin takut.
Namun Adis berusaha menenangkan kawan - kawannya, "tenang semua sudah
beres" ungkap Adis, "bener udah beres ga akan terjadi apa -
apa?", tanya salah satu teman Adis, "tenang saja semua aman",
jawab Adis, "kalo begitu saya pulang saja" kata salah satu temannya,
sambil pergi pulang dan yang lainnya pun ikut pulang.
Ke esokan
harinya seperti biasa mereka bersama - sama mencari kayu bakar, "aku
semalam di suruh mengembalikan barang yang diambil dari tempat keramat"
ungkap salah satu kawannya, kemudian meraka semua kaget karena mereka bermimpi
yang sama, merekapun bersama - sama memikirkan apa yang telah di ambil dari
tempat keramat, dan salah satu kawannya berkata "apa mungkin kayu
bakar?", Adis teringat akan pesan kakeknya "jangan sekali - kali kamu
berani apapun dari tempat keramat itu" pesan si kakek,"apa iya gara -
gara kita menggambil kayu dari tempat keramat?", ucap Adis, Adispun
menceritakan pesan kakeknya pada teman - temannya, tiba - tiba taman - temannya
berhamburan pulang dan membawa kembali kayu yang mereka bawa dari tempat
keramat dan mengembalikannya, begitu juga Adis. Merekapun kembali melanjutkan
mencari kayu bakar mereka sekarang merasa lega karena telah menggembalikan kayu
bakar dari tempat keramat.
Seminggu setelah
kejadian itu semua baik - baik saja namun ada satu temannya yang bernama Rudi
sakit, Adis dan teman - temannya pergi kerumah Rudi untuk menjeguk, setelah
sampai di rumah Rudi, Rudi sedang tidur pulas, kepalanya di kompres pakai kain
lap, "sejak kapan Rudi sakit?", tanya Adis ke Ibunya, "kemarin
sore", Jawab Ibunya, kemudian mereka duduk dekat Rudi, setelah beberapa
lama Rudi terbangun, kemudian Rudi memanggil Adis untuk mendekat dan Rudi
berbisik, "aku di di hantui dan di minta menggembalikan barangnya",
bisik Rudi, "mengantui gimana?", tanya Adis kaget, "sering di
datengin sosok kakek - kakek yang berambut putih janggot putih, kadang -
kadang, pocong, kuntilanak, dan sebaginya", terang Rudi, "itu dilihat
secara langsung apa mimpi", tanya Adis kembali, "nampak di hadapan
mata", tegas Rudi, "sejak Kapan?"tanya Adis kembali, "sejak
dari waktu kita mengembalikan kayu bakar, setiap malam aku di datangi mahluk
halus", terang Rudi, kemudian Adis memberi tahu teman - temannya apa yang
di bisikin Rudi, mereka semua kaget mendengar cerita Rudi. Mereka bingung dan
bertanya - tanya kenapa Rudi di hantui, "apakah kayu bakarnya sudah di
bakar oleh ibunya untuk memasak?", pikir Adis. Merekapun pamit pulang dan
pulang kerumah masing - masing.
Sore hari Adis
pergi menemui Ardi dan menceritakan kejadian yang di alami dirinya dan teman -
temannya. Setelah mendengar cerita Adis, Ardi mengajak Adis menemui gurunya,
namun Adis menolak karena lokasinya jauh berada di luar desa.
Beberapa hari
kemudian Rudi sembuh namun sekarang yang sakit salah satu temannya yang bernama
Kohar, mereka bersama - sama menjenguk Kohar di rumahnya, kemudian Kohar
bercerita bahwa dirinya di datangi mahluk halus setiap malam, sama persis
seperti Rudi, Adis dan teman - temannya heran dan takut akan mendapat giliran di hantui.
Setelah pulang
dari rumah Kohar, Adis dan teman - temannya berencana nginap di rumah Adis,
namun Rudi tidak ikut karena ia merasa sudah aman dari mahluk halus.
Malampun
menjelang semua teman - teman Adis sudah berkumpul di rumah Adis, hingga fajar
tiba mereka tidak tidur, namun tidak ada mahluk halus yang datang. Setelah
sholat subuh bersama mereka pulang kerumah masing - masing.
Malam berikutnya
pun mereka tidur di rumah Adis sampai seminggu lamanya mereka tidur di rumah Adis,
namun tidak ada mahluk halus, ahirnya mereka memutuskan untuk kembali tidur di
rumah masing - masing.
Kohar dikabarkan
telah sembuh dan sudah tidak di datangi lagi mahluk halus. Kini mereka semua
merasa lega dan tenang karena mahluk halus sudah tidak lagi menggagu mereka.
Pada malam sabtu
sekitar jam 10 malam, Adis ketika hendak tidur saat akan mendekati kasur,
"toktoktok, Adis", seketika Adis loncat ke kasur dan duduk di
pojokan, "suara dari mana?", ucap Adis dalam hati. "Adis ini aku
Rudi", "oh kirain siapa, bikin takut orang saja", balas Adis,
"tolong buka jendelanya", kemudian Adis membuka jendela, dilihatnya
Rudi ngos ngosan sambil memegang dadanya dan dia lirik kiri kanan, seperti
orang di kerjar hantu, Rudipun langsung masuk lewat jendela, dan ia langsung
menutup pintu jendela "tolong aku, aku di kejar - kejar mahluk halus dari
tempat keramat", ucap Rudi, Adis kaget, karena Adis berpikir mahluk halus
itu tidak akan datang lagi. Adis dan Rudi tidak tidur sampe pagi. Saat Rudi
datang semua teman - temannya datang dan menceritakan bahwa mahluk halus itu
datang lagi, kini semua temannya Adis di datangi. Tinggal Adis saja yang tidak
di datangi. Semua teman - teman Adis heran karena hanya Adis saja yang tidak di
datangi mahluk halus tempat keramat.
Saat menjelang
sore temen - temen Adis semuanya berkumpul di lapangan Bola Volly kecuali Adis,
karena Adis tidak di datangi mahluk halus, mereka merencanakan akan nginep di
rumah Kohar.
Saat malam Adis
pergi ke rumah Rudi, saat sampe di rumah Rudi, ibunya mengatakan Rudi menginap di rumah Kohar, "kenapa Rudi tidak ajak - ajak?", ucap Adis dalam
hati. Adispun kembali pulang, dalam perjalanan ia bertemu dengan kuncen tempat
keramat, kemudian Adis mengajaknya ngobrol dan menceritakan semua kejadian yang
di alami teman - temannya, namun hanya dirinya yang tidak di datangi mahluk
halus. "Sepertinya di antara kalian ada yang menyimpan barang
pusaka", Balas kucen, "bisa bantu kami ki?", tanya Adis kembali,
"saya hanya bisa membantu segitu, kembalikan saja benda pusakanya",
balas kuncen. Kemudian kuncen pulang meninggalkan Adis sendiri. Adispun pulang
kerumah dan bertanya - tanya, benda pusaka apa? Dan siapa yang menyimpannya?
Ucap Adis dalam hati. Setelah sampai rumah, Adis membuka kamar dilihatnya sosok kakek - kakek yang pernah di ceritakan teman - temannya, "mungkin
sekarang giliranku", ucap Adis dalam hati, namun Adis berusaha untuk
tenang dan akan menghadapi nya, "kakek ada apa kesini?", tanya Adis,
namun tiba - tiba Adis pandangannya menjadi gelap dan kesadaran nya pun hilang
(pingsan). "Adis Adis bangun" ibu Adis membangunkan nya, "kenapa
kamu tidur terus?", ucap ibu Adis, Adis Pun Bangun, sambil mengucek -
ngucuk matanya dengan kepala tertunduk, "kenapa kamu tidur di
lantai", tanya ibunya, Adis teringat semalam ia ketemu kakek - kakek namun
tiba - tiba kesadarnnya hilang, "ini jam berapa bu", "ini jam 2
siang", balas ibunya, Adis melirik ke arah jam namun ia terkejut, karena
di sekelilingnya banyak mahluk halus "hantuuuu", teriak Adis,
"mana hantu?", tanya si ibu sambil memeluk, "itu ibu, banyak
hantu di sini", ucap Adis, "mana hantu di sini tidak ada apa -
apa", balasnya, "emang ibu tidak melihat hantu?" Tanya Adis ke
ibunya "tidak ada hantu di sini kamu mungkin belum sadar dari
tidurmu", balas ibunya lagi, kemudian ibunya mengajak Adis ke ruang
keluarga dan menyuruhnya minum air putih. Namun Adis heran kenapa hanya dirinya
yang hanya dapat melihat mahluk halus. Adis menjadi takut karena banyak mahluk
halus sekelilingnya, Adispun pergi kerumah temannya Odi, namun mahluk halus
ini terus mengikutinya, dalam perjalanpun banyak di temui mahluk halus,
"owh mungkin ini yang di rasakan teman - teman waktu di datangi mahluk
halus tempat keramat" ucapnya dalam hati. Sesampainya di rumah Odi, kemudian Adis menanyakan seperti apa ketika di datangi mahluk halus, namun dari apa yang diceritakan Odi berbeda dengan yang di alaminya, Adispun menemui Rudi, iapun menyakan
pertanyaan sama, namun jawaban Rudi sama seperti Odi, mereka hanya sesekali
melihat mahluk halus. Tidak terus menerus seperti yang di alaminya. Adispun
pulang kerumah, dengan mahluk halus di sekelilingnya. Adis jadi teringat dengan
pusaka yang di ceritakan kuncen, dan ia sekarang bingung dengan
penglihatannya.
Singkat cerita Adis
jadi bisa melihat mahluk halus dan teman - temannya sudak tidak ada lagi
gangguan. Namun pusaka yang diceritakan kuncen masih misteri.
Ceritanya sangat bagus, ditunggu karya selanjutnya
ReplyDelete